Biografi An-Nabighah Adz-Dzibyani


AN-NABIGHAH ADZ-DZIBYANI


v    Nasab Keluarga Dan Kabilahnya
Penyair ini memiliki nama asli An-Nabighah Az-Zibyani Abu Umamah Ziyad bin Muawiyah. Namun, ia lebih terkenal dengan panggilan an-Nabighah, yang berarti seorang yang pandai berpuisi, karena memang sejak muda ia pandai berpuisi. An-Nabighah merupakan salah seorang tokoh penyair terkemuka Arab Jahiliyyah dan juga menjabat sebagai dewan hakim dalam perlombaan puisi yang diadakan di pasar Ukadz.
Penyair ini selalu berusaha mendekatkan dirinya kepada para pembesar dan menjadikan puisinya sebagai alat yang paling ampuh untuk mendapatkan kedudukan dan kekayaan. Oleh karena itulah ia kerapkali dihasut oleh lawannya.
An-Nabighah termasuk salah seorang pemimpin para bangsawan kabilah Dzubyan, hanya saja karena usahanya mendapatkan harta melalui puisi, mengurangi kemuliaannya. Hampir seluruh umurnya, ia habiskan di kalangan keluarga raja Hira, sehingga raja Hira yang bernama Nu'man bin Mundzir sangat cinta kepadanya, sehingga dalam suatu riwayat dikatakan bahwa penyair ini di kalangan raja Hira selalu memakai bejana dari emas dan perak, dan hal itu menunjukkan kedudukannya yang tinggi di sisi raja Hira. Hal itu berlangsung cukup lama, sampai salah seorang saingannya memfitnahnya dan menghasut Nu'man, sehingga ia marah dan merencanakan untuk membunuh An-Nabighah. Salah seorang pengawal Nu'man secara diam-diam menyampaikan berita tersebut, sehingga An-Nabighah pun segera melarikan diri dan meminta perlindungan kepada raja-raja Ghossan yang menjadi saingan raja-raja Manadzirah dalam memperebutkan penguasaan atas bangsa Arab.
Namun, karena lamanya persahabatan yang ia jalin dengan Nu'man bin Mundzir, An-Nabighah berusaha untuk membersikan diri atas fitnah yang ditujukan kepadanya dan meminta maaf kepadanya dengan puisi-puisinya untuk melenyapkan kebencian Nu'man dan meluluhkan hatinya, serta menempatkan kembali posisinya semula di sisi raja Nu'man bin Mundzir. Hal tersebut dapat dilihat dalam puisi i'tidzariyat (permohonan maaf)-nya di bawah ini:

فإنك شمس والملوك كواكب  ¤  إذا طلعت لو يبد منهنّ كوكب

"Sesungguhnya engkau bagaikan malam yang kujelang meski aku didera kehampaan, tapi tempat berharap maaf darimu sungguh luas membentang"

An-Nabighah berusia panjang dan meninggal menjelang keutusan Nabi Muhammad Saw.

v    Kedudukan Puisinya
Sebagian besar ahli sastra Arab mendudukan puisi An-Nabighah pada deretan ketiga sesudah sesudah Umru al-Qais dan Zuhair bin Abi Sulma. Hanya saja penilaian ini sangat relatif sekali, karena setiap orang pasti mempunyai penilaian masing-masing. Walaupun demikian karya puisi merupakan puisi yang sangat tinggi nilainya. Karena pribadi penyair ini sangat berbakat dalam berpuisi. Oleh sebab itu, tidak heran bila penyair ini diangkat sebagai dewan juri dalam setiap perlombaan berdeklamasi dan berpuisi tiap tahun di pasar Ukadz.
Dalam perlombaan deklamasi dan berpuisi itu, para penyair berdatangan dari segala penjuru tanah Arab semuanya berkumpul di pasar Ukadz, Daumat al-Jandal, dan Dzil Majanah. Dalam kesempatan ini, mereka mendirikan panggung untuk dewan juri, dan salah seorang dari dewan juri itu adalah An-Nabighah sendiri, karena dia dikenal sebagai seorang yang mahir dalam menilai puisi. Dan apabila ada puisi yang dinilai baik, maka puisi itu akan ditulis dalam lembaran khusus dengan menggunakan tinta emas, kemudian digantungkan pada dinding Ka'bah sebagai penghormatan bagi penyairnya.
Keistimewaan puisi An-Nabighah bila dibandingkan dengan puisi Umru al-Qais dan Zuhair bin Abi Sulma, maka puisi An-Nabighah lebih indah dan kata-katanya lebih mantap, bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti oleh semua orang. Dan para penyair lain pun tidak jarang yang meniru gaya An-Nabighah dalam berpuisi, sehingga orang yang suka akan kelembutannya puisinya, seperti Jarir, menganggap bahwa ia merupakan penyair Jahiliyyah yang paling piawai. Ketergiurannya untuk mencari penghidupan dengan puisi, justru membuka teknik baru dalam jenis puisi madah (pujian) serta melakukan perluasan dan pendalaman dalam jenis puisi itu, sehingga dia mampu memuji sesuatu yang kontradiktif.
Kepiawaiannya itu terlihat ketika pada suatu hari ia hendak memuji raja Nu'man bin Mundzir yaitu seorang raja yang paling disukainya. Waktu itu ia melihat matahari yang sedang terbit dengan terang. Oleh karena itu raja Nu'man diumpamakan dalam puisinya sebagai matahari yang terbit, dimana matahari bila sedang terbit, maka sinarnya itu akan mengalahkan sinar bintang di malam hari. Untuk itu penyair itu berkata seperti di bawah ini:

فإنك شمس والملوك كواكب  ¤  إذا طلعت لم يبد منهنّ كوكب

"Sesungguhnya kamu adalah matahari dan raja-raja selainmu adalah bintang-bintangnya, yang mana bila matahari terbit, maka bintang-bintang itupun akan hilang dari penglihatan".
Selain dari bait puisi di atas, masih banyak lagi dari kumpulan puisinya yang diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Perancis oleh Monsiur Dierenburg pada tahun 1868, karena puisinya banyak digemari orang.

v    Puisi-Puisinya
An-Nabighah mempunyai diwan (antologi) puisi yang dikomentari oleh Batholius (Ibnu Sayyid al-Batholius) yang telah berulang-ulang dicetak, meskipun antologi puisinya itu tidak menghimpun seluruh puisinya. Di antara puisinya yang paling indah adalah yang terdapat di dalam mu'allaqat-nya yang bait-bait pertamanya berbunyi:

عوجوا فحيوا لنعم دمنة الدار  ¤  ماذا تحيون لوى وأحجار
أقوى وأقفز من نعم وغيره  ¤ هوج الرياح بهلبى الترب موار
وقفت فيها سراة اليوم أسألها  ¤ عن آل نعم أمونا عبر أسفار
فاستعجمت دار نعم ما تكلمنا  ¤  والدار لو كلمنا ذات أخبار

"Berhentilah kalian untuk menyapa, menyalami, sungguh indah reruntuhan perkampungan, apa yang kalian salami adalah timbunan tanah dan bebatuan"
"Tanah lenggang, sepi dari binatang liar, dan telah diubah oleh hembusan badai serta hujan yang datang dan pergi"
"Aku berdiri di atasnya, ditengah reruntuhan dan bertanya kepadanya tentang serombongan unta yang biasa lewat di sana"
"Reruntuhan rumah yang indah , demikian asing, membisu tak mau berbicara pada kami, dan reruntuhan rumah itu, andai ia mau berbicara pada kami, pasti ia punya banyak cerita"

Di antara kata-katanya yang paling bagus dalam puisi i'tidzar-nya seperti yang terdapat di bawah ini:

أتانى (أبيت اللعن) أنك لمتنى  ¤  وتلك التى أهتم منها وأنصب
فبت كأن العائدات فرشن لى  ¤  هواسا به فراشى ويقشب
حلفت فلم أترك لنفسك ريبة  ¤  وليس وراء الله للمرء مذهب
لئن كنت قد بلغت عنى جناية  ¤  لمبلغك الواشى أغشى وأكذب
ولكننى كنت امرءا لى جانب  ¤ من الأرض فيه مستراد ومذهب

"Telah sampai berita padaku tentang abaital la'ni bahwa engkau mencercaku, itulah yang membuat penting dan aku menjadi sangat lelah"
"semalaman, seakan para pembesuk menjengukku, menebar duri-duri tajam di atas tempat tidur dan menusuk-nusukku"
"Aku bersumpah tidak akan meninggalkan keraguan pada dirimu. Setelah Allah, bagi seseorang tidak ada lagi tempat kembali"
"Jika berita mengenai dosa yang aku lakukan telah sampai padamu, yang menyampaikan berita padamu itu, sungguh penjilat yang paling jahat dan paling dusta"
"Tetapi aku adalah orang yang memiliki tempat yang lain di bumi, di mana aku mengais rizqi dan tempat melarikan diri"

Di antara puisi-puisinya yang lain,

وأنت كالدهر مبثوثا حبائله  ¤  والدهر لا ملجأ منه ولا هرب
أضحت خلاء وأضحى أهلها احتملوا  ¤  أخنى عليها الذى أخنى على لبد
نبئت أن أبا قابوس أوعدنى  ¤  ولا قرار على زأر من الأسد
فلو كفى اليمين بغتك خونا  ¤  لأفردت اليمين عن الشمال

"Engkau bagaikan sang masa, terbentang luas tali-tali kasihnya. Sang masa, tak ada tempat berlindung dan tempat melarikan diri selainnya"
"Sahara menjadi lengang, penduduknya memikul beban, yang menghancurkan Lubad telah dihancurkannya"
"Aku mendapat berita bahwa Abu Qabus mengancamku, tapi dalam auman singa tak ada yang pasti"
"Jika golongan kanan cukup menimbulkan kebencianmu, karena berkhianat. Sungguh aku sendiri dari golongan kanan yang berasala dari golongan kiri"




RPP Pembelajaran Bahasa Arab dengan Pemanfaatan TIK


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah           : MTs Plus Raden Paku
Mata Pelajaran          : Bahasa Arab
Kelas / Semester        : VII / I
Alokasi Waktu            : 2  jam pelajaran

A.      Standar Kompetensi:
Menyimak (maharoh istima’): memahami dan mengerti informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan kehidupan sehari-hari.

B.       Kompetensi dasar:
Menyimak (maharoh istima’) :
1.   Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat) dalam suatu konteks dengan tepat dan jelas.
2.  Menemukan informasi dari wacana lisan atau dialog sederhana yang ditampilkan sebelumnya.
3.  Merespon gagasan yang terdapat pada wacana lisan atau dialog sederhana dengan struktur kalimat dasar.
4. Mempraktekkan wacana lisan atau dialog yang telah diberikan secara berpasang-pasangan.

C.      Materi Pokok:
Menyimak wacana lisan dan dialog tentang:  التعارف وعملة اليومية
+: اسمي خالد، ما سمك؟
- : اسمي خليل
+: كيف حالك؟
+: بخير، والحمد لله
- : من أين أنت؟
+: أنا من باكستان
- : هل أنت باكستاني؟
+: نعم أنا باكستاني، وما جنسيتك؟
- : أنا تركيا، أنا من تركي
+: ما عمرك؟
- : عمري خمس عشرة سنة، وأنت كم سنة عمرك؟
+: عمري خمس عشرة سنة أيضا
- : مع السلامة
+: مع السلامة

D. Indikator :
1.   Melafalkan dan mengulang kembali kata/kalimat yang telah didengar.
2. Mendemonstrasikan التعارف وعملة اليومية sesuai hiwar/teks lisan yang diperdengarkan.
3.  Menjelaskan makna kata, frase, dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang diperdengarkan.
4.  Menjelaskan gagasan yang terdapat dalam hiwar/teks lisan tentang التعارف وعملة اليومية  dengan struktur kalimat dasar yang diperdengarkan.
5.  Mampu menjawab pertanyaan tentang kandungan materi hiwar/teks lisan tentang التعارف وعملة اليومية  yang diperdengarkan.
6.  Mengungkapkan kembali (praktek) tentang isi wacana yang telah didengar.

E.       Metode:
Metode belajar yang digunakan untuk menyimak (maharoh istima’) adalah sam’iyyah syafawiyah, ceramah, praktek, tanya jawab, dan penugasan.

F.       Tujuan Pembelajaran:
Setelah Proses Pembelajaran, diharapkan siswa mampu: mengidentifikasi dan menangkap makna, gagasan atau ide dari berbagai wacana lisan tentang perkenalan serta mempraktekkannya bersama teman.

G.      Langkah-langkah Pembelajaran:

NO
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
MEDIA/SUMBER
WAKTU
1.
Pendahuluan

15    enit

·         Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pertemuan dan menanyakan kabar siswa.
·         Guru mengecek kehadiran siswa.
·         Guru bersama siswa mengecek kesiapan perangkat pembelajaran.
·         Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan disampaikan, meliputi: Kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
  • Siswa menyebutkan kata-kata yang biasa dipakai dalam perkenalan.
  • Siswa menyebutkan ungkapan-ungkapan yang biasa dipakai dalam perkenalan.
Buku/Slide





2.
Kegiatan Inti

60 menit

·   Guru memperdengarkan wacana lisan yang telah tersedia dalam media kemudian dibacakan ulang  oleh guru.
  • Siswa menyebutkan kata-kata yang didengar dan ikut melafalkan bersama guru.
  • Siswa mencocokkan tulisan yang tertera dalam buku dengan ujaran yang didengar.
  • Siswa menuliskan beberapa kata yang didengar dari guru atau kata-kata yang belum dipahami.
  • Siswa mengidentifikasi makna kata, frase dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang  diper-dengarkan oleh guru dengan bimbingan guru.
  • Siswa menjelaskan makna kata,frase dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang diperdengarkan dengan bimbingan guru.
  • Guru bersama siswa mengoreksi hasil kerja yang telah dilaksanakan.
  • Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok mendiskusikan isi wacana lisan yang telah dibahas.
  • Setiap kelompok menuliskan isi wacana lisan secara umum.
  • Setiap kelompok mengungkapkan/ bercerita/ praktek kembali isi materi (kelompok lain menanggapi).
Kaset/mp3/video

3.
Penutup

15 menit

·         Guru memberikan pertanyaan lisan/soal latihan hasil belajar.
·         Guru memberikan penjelasan dan memberikan pelurusan konsep jika ada yang kurang tepat.
·         Guru bersama siswa merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung, meliputi; kelemahan dan kelebihan, perasaan dan kesulitan yang dihadapi siswa.
Instrumen latihan


H.      Sumber/Bahan/Alat Belajar:
  • Buku Pelajaran Bahasa Arab
  • Laboratorium Bahasa
  • Slide/Kaset/Mp3/video

I.         Penilaian
 Penilaian maharoh istima’ ditinjau dari segi:
1.      Kognitif          :
2.      Psikomotorik   :
3.      Afektif                        :



                                                                        Trenggalek, 09 Mei 2012
Mengetahui,

Kepala Sekolah                                             Guru Bidang Studi Bahasa Arab




Dr. Umi Mahmudah, M.Pd                                          Isna Novia. RM, S.S

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 06 Agustus 2014

Biografi An-Nabighah Adz-Dzibyani

Rabu, 06 Agustus 2014 2

AN-NABIGHAH ADZ-DZIBYANI


v    Nasab Keluarga Dan Kabilahnya
Penyair ini memiliki nama asli An-Nabighah Az-Zibyani Abu Umamah Ziyad bin Muawiyah. Namun, ia lebih terkenal dengan panggilan an-Nabighah, yang berarti seorang yang pandai berpuisi, karena memang sejak muda ia pandai berpuisi. An-Nabighah merupakan salah seorang tokoh penyair terkemuka Arab Jahiliyyah dan juga menjabat sebagai dewan hakim dalam perlombaan puisi yang diadakan di pasar Ukadz.
Penyair ini selalu berusaha mendekatkan dirinya kepada para pembesar dan menjadikan puisinya sebagai alat yang paling ampuh untuk mendapatkan kedudukan dan kekayaan. Oleh karena itulah ia kerapkali dihasut oleh lawannya.
An-Nabighah termasuk salah seorang pemimpin para bangsawan kabilah Dzubyan, hanya saja karena usahanya mendapatkan harta melalui puisi, mengurangi kemuliaannya. Hampir seluruh umurnya, ia habiskan di kalangan keluarga raja Hira, sehingga raja Hira yang bernama Nu'man bin Mundzir sangat cinta kepadanya, sehingga dalam suatu riwayat dikatakan bahwa penyair ini di kalangan raja Hira selalu memakai bejana dari emas dan perak, dan hal itu menunjukkan kedudukannya yang tinggi di sisi raja Hira. Hal itu berlangsung cukup lama, sampai salah seorang saingannya memfitnahnya dan menghasut Nu'man, sehingga ia marah dan merencanakan untuk membunuh An-Nabighah. Salah seorang pengawal Nu'man secara diam-diam menyampaikan berita tersebut, sehingga An-Nabighah pun segera melarikan diri dan meminta perlindungan kepada raja-raja Ghossan yang menjadi saingan raja-raja Manadzirah dalam memperebutkan penguasaan atas bangsa Arab.
Namun, karena lamanya persahabatan yang ia jalin dengan Nu'man bin Mundzir, An-Nabighah berusaha untuk membersikan diri atas fitnah yang ditujukan kepadanya dan meminta maaf kepadanya dengan puisi-puisinya untuk melenyapkan kebencian Nu'man dan meluluhkan hatinya, serta menempatkan kembali posisinya semula di sisi raja Nu'man bin Mundzir. Hal tersebut dapat dilihat dalam puisi i'tidzariyat (permohonan maaf)-nya di bawah ini:

فإنك شمس والملوك كواكب  ¤  إذا طلعت لو يبد منهنّ كوكب

"Sesungguhnya engkau bagaikan malam yang kujelang meski aku didera kehampaan, tapi tempat berharap maaf darimu sungguh luas membentang"

An-Nabighah berusia panjang dan meninggal menjelang keutusan Nabi Muhammad Saw.

v    Kedudukan Puisinya
Sebagian besar ahli sastra Arab mendudukan puisi An-Nabighah pada deretan ketiga sesudah sesudah Umru al-Qais dan Zuhair bin Abi Sulma. Hanya saja penilaian ini sangat relatif sekali, karena setiap orang pasti mempunyai penilaian masing-masing. Walaupun demikian karya puisi merupakan puisi yang sangat tinggi nilainya. Karena pribadi penyair ini sangat berbakat dalam berpuisi. Oleh sebab itu, tidak heran bila penyair ini diangkat sebagai dewan juri dalam setiap perlombaan berdeklamasi dan berpuisi tiap tahun di pasar Ukadz.
Dalam perlombaan deklamasi dan berpuisi itu, para penyair berdatangan dari segala penjuru tanah Arab semuanya berkumpul di pasar Ukadz, Daumat al-Jandal, dan Dzil Majanah. Dalam kesempatan ini, mereka mendirikan panggung untuk dewan juri, dan salah seorang dari dewan juri itu adalah An-Nabighah sendiri, karena dia dikenal sebagai seorang yang mahir dalam menilai puisi. Dan apabila ada puisi yang dinilai baik, maka puisi itu akan ditulis dalam lembaran khusus dengan menggunakan tinta emas, kemudian digantungkan pada dinding Ka'bah sebagai penghormatan bagi penyairnya.
Keistimewaan puisi An-Nabighah bila dibandingkan dengan puisi Umru al-Qais dan Zuhair bin Abi Sulma, maka puisi An-Nabighah lebih indah dan kata-katanya lebih mantap, bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti oleh semua orang. Dan para penyair lain pun tidak jarang yang meniru gaya An-Nabighah dalam berpuisi, sehingga orang yang suka akan kelembutannya puisinya, seperti Jarir, menganggap bahwa ia merupakan penyair Jahiliyyah yang paling piawai. Ketergiurannya untuk mencari penghidupan dengan puisi, justru membuka teknik baru dalam jenis puisi madah (pujian) serta melakukan perluasan dan pendalaman dalam jenis puisi itu, sehingga dia mampu memuji sesuatu yang kontradiktif.
Kepiawaiannya itu terlihat ketika pada suatu hari ia hendak memuji raja Nu'man bin Mundzir yaitu seorang raja yang paling disukainya. Waktu itu ia melihat matahari yang sedang terbit dengan terang. Oleh karena itu raja Nu'man diumpamakan dalam puisinya sebagai matahari yang terbit, dimana matahari bila sedang terbit, maka sinarnya itu akan mengalahkan sinar bintang di malam hari. Untuk itu penyair itu berkata seperti di bawah ini:

فإنك شمس والملوك كواكب  ¤  إذا طلعت لم يبد منهنّ كوكب

"Sesungguhnya kamu adalah matahari dan raja-raja selainmu adalah bintang-bintangnya, yang mana bila matahari terbit, maka bintang-bintang itupun akan hilang dari penglihatan".
Selain dari bait puisi di atas, masih banyak lagi dari kumpulan puisinya yang diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Perancis oleh Monsiur Dierenburg pada tahun 1868, karena puisinya banyak digemari orang.

v    Puisi-Puisinya
An-Nabighah mempunyai diwan (antologi) puisi yang dikomentari oleh Batholius (Ibnu Sayyid al-Batholius) yang telah berulang-ulang dicetak, meskipun antologi puisinya itu tidak menghimpun seluruh puisinya. Di antara puisinya yang paling indah adalah yang terdapat di dalam mu'allaqat-nya yang bait-bait pertamanya berbunyi:

عوجوا فحيوا لنعم دمنة الدار  ¤  ماذا تحيون لوى وأحجار
أقوى وأقفز من نعم وغيره  ¤ هوج الرياح بهلبى الترب موار
وقفت فيها سراة اليوم أسألها  ¤ عن آل نعم أمونا عبر أسفار
فاستعجمت دار نعم ما تكلمنا  ¤  والدار لو كلمنا ذات أخبار

"Berhentilah kalian untuk menyapa, menyalami, sungguh indah reruntuhan perkampungan, apa yang kalian salami adalah timbunan tanah dan bebatuan"
"Tanah lenggang, sepi dari binatang liar, dan telah diubah oleh hembusan badai serta hujan yang datang dan pergi"
"Aku berdiri di atasnya, ditengah reruntuhan dan bertanya kepadanya tentang serombongan unta yang biasa lewat di sana"
"Reruntuhan rumah yang indah , demikian asing, membisu tak mau berbicara pada kami, dan reruntuhan rumah itu, andai ia mau berbicara pada kami, pasti ia punya banyak cerita"

Di antara kata-katanya yang paling bagus dalam puisi i'tidzar-nya seperti yang terdapat di bawah ini:

أتانى (أبيت اللعن) أنك لمتنى  ¤  وتلك التى أهتم منها وأنصب
فبت كأن العائدات فرشن لى  ¤  هواسا به فراشى ويقشب
حلفت فلم أترك لنفسك ريبة  ¤  وليس وراء الله للمرء مذهب
لئن كنت قد بلغت عنى جناية  ¤  لمبلغك الواشى أغشى وأكذب
ولكننى كنت امرءا لى جانب  ¤ من الأرض فيه مستراد ومذهب

"Telah sampai berita padaku tentang abaital la'ni bahwa engkau mencercaku, itulah yang membuat penting dan aku menjadi sangat lelah"
"semalaman, seakan para pembesuk menjengukku, menebar duri-duri tajam di atas tempat tidur dan menusuk-nusukku"
"Aku bersumpah tidak akan meninggalkan keraguan pada dirimu. Setelah Allah, bagi seseorang tidak ada lagi tempat kembali"
"Jika berita mengenai dosa yang aku lakukan telah sampai padamu, yang menyampaikan berita padamu itu, sungguh penjilat yang paling jahat dan paling dusta"
"Tetapi aku adalah orang yang memiliki tempat yang lain di bumi, di mana aku mengais rizqi dan tempat melarikan diri"

Di antara puisi-puisinya yang lain,

وأنت كالدهر مبثوثا حبائله  ¤  والدهر لا ملجأ منه ولا هرب
أضحت خلاء وأضحى أهلها احتملوا  ¤  أخنى عليها الذى أخنى على لبد
نبئت أن أبا قابوس أوعدنى  ¤  ولا قرار على زأر من الأسد
فلو كفى اليمين بغتك خونا  ¤  لأفردت اليمين عن الشمال

"Engkau bagaikan sang masa, terbentang luas tali-tali kasihnya. Sang masa, tak ada tempat berlindung dan tempat melarikan diri selainnya"
"Sahara menjadi lengang, penduduknya memikul beban, yang menghancurkan Lubad telah dihancurkannya"
"Aku mendapat berita bahwa Abu Qabus mengancamku, tapi dalam auman singa tak ada yang pasti"
"Jika golongan kanan cukup menimbulkan kebencianmu, karena berkhianat. Sungguh aku sendiri dari golongan kanan yang berasala dari golongan kiri"




RPP Pembelajaran Bahasa Arab dengan Pemanfaatan TIK


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah           : MTs Plus Raden Paku
Mata Pelajaran          : Bahasa Arab
Kelas / Semester        : VII / I
Alokasi Waktu            : 2  jam pelajaran

A.      Standar Kompetensi:
Menyimak (maharoh istima’): memahami dan mengerti informasi lisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan kehidupan sehari-hari.

B.       Kompetensi dasar:
Menyimak (maharoh istima’) :
1.   Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat) dalam suatu konteks dengan tepat dan jelas.
2.  Menemukan informasi dari wacana lisan atau dialog sederhana yang ditampilkan sebelumnya.
3.  Merespon gagasan yang terdapat pada wacana lisan atau dialog sederhana dengan struktur kalimat dasar.
4. Mempraktekkan wacana lisan atau dialog yang telah diberikan secara berpasang-pasangan.

C.      Materi Pokok:
Menyimak wacana lisan dan dialog tentang:  التعارف وعملة اليومية
+: اسمي خالد، ما سمك؟
- : اسمي خليل
+: كيف حالك؟
+: بخير، والحمد لله
- : من أين أنت؟
+: أنا من باكستان
- : هل أنت باكستاني؟
+: نعم أنا باكستاني، وما جنسيتك؟
- : أنا تركيا، أنا من تركي
+: ما عمرك؟
- : عمري خمس عشرة سنة، وأنت كم سنة عمرك؟
+: عمري خمس عشرة سنة أيضا
- : مع السلامة
+: مع السلامة

D. Indikator :
1.   Melafalkan dan mengulang kembali kata/kalimat yang telah didengar.
2. Mendemonstrasikan التعارف وعملة اليومية sesuai hiwar/teks lisan yang diperdengarkan.
3.  Menjelaskan makna kata, frase, dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang diperdengarkan.
4.  Menjelaskan gagasan yang terdapat dalam hiwar/teks lisan tentang التعارف وعملة اليومية  dengan struktur kalimat dasar yang diperdengarkan.
5.  Mampu menjawab pertanyaan tentang kandungan materi hiwar/teks lisan tentang التعارف وعملة اليومية  yang diperdengarkan.
6.  Mengungkapkan kembali (praktek) tentang isi wacana yang telah didengar.

E.       Metode:
Metode belajar yang digunakan untuk menyimak (maharoh istima’) adalah sam’iyyah syafawiyah, ceramah, praktek, tanya jawab, dan penugasan.

F.       Tujuan Pembelajaran:
Setelah Proses Pembelajaran, diharapkan siswa mampu: mengidentifikasi dan menangkap makna, gagasan atau ide dari berbagai wacana lisan tentang perkenalan serta mempraktekkannya bersama teman.

G.      Langkah-langkah Pembelajaran:

NO
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
MEDIA/SUMBER
WAKTU
1.
Pendahuluan

15    enit

·         Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pertemuan dan menanyakan kabar siswa.
·         Guru mengecek kehadiran siswa.
·         Guru bersama siswa mengecek kesiapan perangkat pembelajaran.
·         Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan disampaikan, meliputi: Kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
  • Siswa menyebutkan kata-kata yang biasa dipakai dalam perkenalan.
  • Siswa menyebutkan ungkapan-ungkapan yang biasa dipakai dalam perkenalan.
Buku/Slide





2.
Kegiatan Inti

60 menit

·   Guru memperdengarkan wacana lisan yang telah tersedia dalam media kemudian dibacakan ulang  oleh guru.
  • Siswa menyebutkan kata-kata yang didengar dan ikut melafalkan bersama guru.
  • Siswa mencocokkan tulisan yang tertera dalam buku dengan ujaran yang didengar.
  • Siswa menuliskan beberapa kata yang didengar dari guru atau kata-kata yang belum dipahami.
  • Siswa mengidentifikasi makna kata, frase dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang  diper-dengarkan oleh guru dengan bimbingan guru.
  • Siswa menjelaskan makna kata,frase dan kalimat dalam hiwar/teks lisan yang diperdengarkan dengan bimbingan guru.
  • Guru bersama siswa mengoreksi hasil kerja yang telah dilaksanakan.
  • Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok mendiskusikan isi wacana lisan yang telah dibahas.
  • Setiap kelompok menuliskan isi wacana lisan secara umum.
  • Setiap kelompok mengungkapkan/ bercerita/ praktek kembali isi materi (kelompok lain menanggapi).
Kaset/mp3/video

3.
Penutup

15 menit

·         Guru memberikan pertanyaan lisan/soal latihan hasil belajar.
·         Guru memberikan penjelasan dan memberikan pelurusan konsep jika ada yang kurang tepat.
·         Guru bersama siswa merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung, meliputi; kelemahan dan kelebihan, perasaan dan kesulitan yang dihadapi siswa.
Instrumen latihan


H.      Sumber/Bahan/Alat Belajar:
  • Buku Pelajaran Bahasa Arab
  • Laboratorium Bahasa
  • Slide/Kaset/Mp3/video

I.         Penilaian
 Penilaian maharoh istima’ ditinjau dari segi:
1.      Kognitif          :
2.      Psikomotorik   :
3.      Afektif                        :



                                                                        Trenggalek, 09 Mei 2012
Mengetahui,

Kepala Sekolah                                             Guru Bidang Studi Bahasa Arab




Dr. Umi Mahmudah, M.Pd                                          Isna Novia. RM, S.S

About Me

Foto Saya
isna novia mugiarty
ku suka eksplore tempat baru
Lihat profil lengkapku

Articles

  • Biografi Penyair
  • Contoh - contoh Syair
  • Definisi Sastra
  • Genre Sastra

Search


Blogger Templates